"Bagi negara-negara yang mempertimbangkan vaksinasi sebagai bagian dari program pengendalian demam berdarah mereka, 'strategi skrining pra-vaksinasi' akan menjadi pilihan yang lebih disukai, di mana hanya orang-orang seropositif dengue yang divaksinasi," kata WHO dalam sebuah rilis.
Desember lalu, para peneliti di Stanford mengatakan mereka melakukan tes yang membuktikan obat baru yang disebut NGI-1 mampu mematikan flaviviruses, keluarga yang mencakup virus yang dibawa nyamuk seperti Zika, demam berdarah dan West Nile. Mereka memotong akses ke protein kunci dalam sel mamalia yang menyerang virus bergantung pada.
Juga tahun lalu, para ilmuwan di Johns Hopkins mengatakan mereka telah menciptakan nyamuk yang tahan terhadap virus dengue, yang akhirnya dapat membantu mengendalikan penyebaran penyakit pada manusia. Mereka memodifikasi nyamuk Aedes aegypti secara genetik untuk meningkatkan kemampuan alami mereka untuk melawan infeksi oleh virus.