Mengapa Sakit Tenggorokan Bisa Begitu Parah?
Sakit tenggorokan yang ekstrem bukanlah gejala baru dalam kasus infeksi saluran pernapasan atas. Faring—saluran otot yang menghubungkan mulut dan hidung ke kerongkongan—adalah bagian yang sering teriritasi saat infeksi terjadi. Namun dalam kasus varian Nimbus, rasa sakit tersebut digambarkan lebih menusuk dan menyiksa dari biasanya.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua sakit tenggorokan berarti infeksi Covid-19, apalagi varian Nimbus. Faringitis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri lain, alergi, paparan makanan sangat panas atau pedas, bahkan sekadar kebiasaan tidur dengan mulut terbuka yang menyebabkan kekeringan di area faring.
Bahkan, dalam beberapa kasus, faringitis kronis bisa menjadi indikator masalah kesehatan yang lebih serius seperti pertumbuhan jaringan abnormal atau tumor. Oleh sebab itu, gejala nyeri hebat pada tenggorokan tidak boleh diabaikan—terutama jika berlangsung lebih dari 5–7 hari.
Pemeriksaan Medis Tetap Kunci
Untuk memastikan apakah gejala tersebut disebabkan oleh Covid-19 varian Nimbus atau faktor lain, evaluasi medis menyeluruh sangat disarankan. Prosedur umumnya melibatkan pemeriksaan fisik terhadap tenggorokan, telinga, dan lidah, serta pengambilan sampel dari bagian belakang tenggorokan untuk diuji di laboratorium.
Sampel tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan patogen spesifik seperti virus SARS-CoV-2 atau bakteri penyebab radang tenggorokan (strep throat). Diagnosis yang akurat akan membantu menentukan penanganan yang tepat, terutama jika gejalanya disertai demam tinggi, batuk parah, atau sesak napas.
Pentingnya Tetap Waspada