Salah satu aspek yang sering diabaikan adalah hubungan antara tidur dengan regulasi emosi. Saat kita tidur cukup, tubuh dan pikiran kita siap untuk menghadapi tantangan harian dengan lebih baik. Tidur yang tidak mencukupi dapat mengganggu kemampuan kita untuk mengendalikan emosi, sehingga kita lebih rentan terhadap ledakan kemarahan atau reaksi berlebihan atas stres ringan. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi hubungan sosial kita dan menambah beban mental.
Tidak hanya itu, tidur juga berpengaruh pada kesehatan fisik yang pada gilirannya berdampak pada kesehatan mental. Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, dan diabetes. Masalah-masalah kesehatan fisik ini adalah faktor risiko penting yang dapat memicu gangguan mental. Ketika tubuh tidak sehat, kesehatan mental kita juga akan terpengaruh, menciptakan siklus yang sulit diputus.
Selain faktor fisiologis, tidur juga berperan dalam kesehatan mental melalui kebiasaan dan rutinitas yang kita kembangkan. Mempertahankan rutinitas tidur yang sehat, seperti tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, dapat membantu mengatur jam biologis tubuh, membuat kita merasa lebih segar dan energik. Pentingnya memiliki lingkungan tidur yang nyaman dan aman juga tidak bisa diabaikan. Ruang tidur yang tenang dan gelap menciptakan suasana yang ideal untuk mendapatkan tidur cukup yang berkualitas.