Untuk mendukung langkah ini, saat ini Indonesia telah memiliki 19 pusat transplantasi ginjal yang tersebar di berbagai wilayah. Prof. Dante menjelaskan bahwa jumlah pusat transplantasi ini akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya layanan kesehatan yang memadai. Setiap rumah sakit tersebut memiliki standar pelayanan dan fasilitas yang dirancang untuk memberi perlindungan serta perawatan terbaik bagi pasien.
Meski demikian, tantangan dalam pengembangan layanan ini cukup beragam. Selain dari sisi finansial, edukasi masyarakat mengenai manfaat transplantasi ginjal dan pemahaman tentang prosedur operasi menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan. Memperbesar cakupan informasi tentang proses dan keuntungan transplantasi ginjal akan mendorong lebih banyak pasien untuk memilih jalur ini sebagai solusi.
Lebih lanjut, pemerintah juga bertekad untuk terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan, termasuk di dalamnya layanan transplantasi ginjal. Prof. Dante menegaskan bahwa tindakan transplantasi ginjal akan tetap menjadi prioritas dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. "Itu adalah amanah yang diberikan kepada Kementerian Kesehatan sebagai 'lokomotif' kesehatan di negara ini," tambahnya.
Dalam konteks yang lebih luas, pendekatan dalam penanganan penyakit ginjal ini tidak hanya memfokuskan pada tindakan medis, tetapi juga memperhatikan aspek preventif. Pemerintah bersama dengan berbagai organisasi kesehatan dan masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam program-program penyuluhan untuk mencegah terjadinya penyakit ginjal di masyarakat. Salah satu pendekatan pencegahan adalah dengan mempromosikan gaya hidup sehat, yang meliputi pola makan seimbang, olahraga teratur, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala.