Meskipun orangutan melakukan pengobatan diri mereka sendiri, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa orangutan juga mungkin terpapar pada jenis kandungan pestisida pertanian yang dapat membahayakan kesehatan mereka. Hal ini menimbulkan keprihatinan akan dampak dari aktivitas manusia terhadap kesehatan dan keseimbangan ekosistem yang menjadi rumah bagi orangutan.
Penelitian tentang pemanfaatan tanaman obat oleh orangutan juga memberikan wawasan baru bagi ilmu kedokteran tradisional. Sistem pengobatan tradisional telah lama dikenal dalam masyarakat Indonesia, dan penemuan ini menunjukkan bahwa hewan pun memiliki pengetahuan instingtif mengenai penggunaan tanaman untuk tujuan penyembuhan.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Primates, para peneliti mengamati perilaku rakus selama berbulan-bulan, mencatat interaksi orangutan dengan lingkungannya dan meneliti tumbuhan yang digunakan Rakus untuk membuat pasta obatnya. Studi tersebut menyimpulkan bahwa orangutan mungkin memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang tanaman obat daripada yang sebelumnya dipahami.
Penemuan ini juga menunjukkan pentingnya konservasi hutan hujan Sumatera, habitat alami orangutan Sumatera, agar spesies ini dapat terus bertahan dan berkembang. Sistem pendidikan dan perilaku pelestarian lingkungan harus terus ditingkatkan untuk mendukung kesadaran akan keberadaan orangutan dan habitatnya.