Selanjutnya, ada mitos yang mengatakan “semakin sedikit makan nasi, semakin baik untuk berat badan.” Anggapan ini bisa menyesatkan karena mengurangi asupan karbohidrat secara drastis dapat menyebabkan tubuh merasa lemas dan kurang berenergi. Faktanya, karbohidrat, termasuk yang terkandung dalam nasi, sangat penting untuk menjaga stamina dan fungsi otak. Mengganti nasi dengan makanan lain tanpa mempertimbangkan kebutuhan gizi dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami kekurangan gizi.
Dalam konteks waktu konsumsi, muncul juga mitos bahwa “makan nasi larut malam akan menyebabkan kegemukan.” Sebagian orang percaya bahwa makan nasi di malam hari lebih berisiko bagi penambahan berat badan. Namun, fakta menyebutkan bahwa fokus utama harusnya pada jumlah kalori yang dikonsumsi versus kalori yang dibakar, bukan pada waktu makan itu sendiri. Jika seseorang menjalani gaya hidup aktif, kalorinya mungkin cukup, terlepas dari waktu ia makan.
Selain itu, mitos yang cukup viral adalah “nasi menyebabkan diabetes.” Memang benar bahwa konsumsi karbohidrat sederhana secara berlebihan dapat mempengaruhi kadar gula darah. Namun, dalam porsi yang tepat, nasi, terutama nasi yang dipadukan dengan sayuran dan protein, tidak akan memicu diabetes. Sebaliknya, pilihan makanan sehat yang seimbang sangat penting dalam menjaga kadar gula darah yang stabil.