Trauma masa lalu juga dapat memainkan peran penting dalam kesulitan memaafkan diri sendiri. Banyak orang yang telah mengalami kejadian traumatis cenderung membawa beban emosional yang berat. Pengalaman-pengalaman ini dapat memengaruhi cara mereka melihat diri sendiri dan kesalahan yang pernah mereka buat. Trauma sering kali menyisakan jejak yang mendalam, dan individu mungkin merasa bahwa mereka tidak pantas untuk mendapatkan pengertian ataupun pengampunan—termasuk dari diri mereka sendiri.
Selain itu, dukungan sosial juga berperan penting dalam proses memaafkan diri sendiri. Jika seseorang tidak merasa didukung atau dipahami oleh orang-orang di sekitarnya, mereka mungkin merasa lebih sulit untuk merelakan kesalahan yang telah dibuat. Rasa terasing dapat memperburuk perasaan bersalah dan menghambat kemajuan menuju pengampunan diri. Sebaliknya, ketika seseorang dikelilingi oleh orang-orang yang memberikan dukungan emosional, proses ini bisa menjadi lebih mudah dan lebih cepat.
Berbicara tentang persepsi diri, banyak individu memiliki pandangan negatif tentang diri mereka sendiri yang terbentuk akibat kritik yang terus-menerus, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Ketika individu melihat diri mereka sebagai "gagal" atau "tidak berharga," mereka mungkin merasa bahwa memaafkan diri sendiri adalah hal yang tidak mungkin dicapai. Pandangan ini sering kali membuat mereka terjebak dalam siklus pemikiran negatif yang sulit untuk diubah.