Sebagai perbandingan, pada tahun 1990, angka kelebihan berat badan hanya 25% dari populasi dewasa, yang berarti telah terjadi lonjakan hampir dua kali lipat dalam tiga dekade terakhir.
Obesitas Memicu Beragam Penyakit Mematikan
Obesitas bukan hanya menambah lingkar pinggang, tapi juga memperbesar peluang terkena berbagai penyakit kronis, antara lain:
-
Penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantung dan stroke)
-
Diabetes tipe 2
-
Beberapa jenis kanker (termasuk kanker usus, payudara, dan pankreas)
-
Gangguan saraf dan otak
-
Penyakit pernapasan kronis (seperti sleep apnea)
-
Masalah pencernaan (termasuk penyakit hati berlemak)
Beberapa dari penyakit ini bahkan bisa berujung pada kematian dini, terutama jika tidak ditangani sejak dini. Inilah mengapa obesitas sering disebut sebagai bom waktu dalam tubuh manusia.
Malaysia Jadi Negara dengan Obesitas Tertinggi di Asia Tenggara
Di kawasan Asia Tenggara, Malaysia menempati peringkat tertinggi dalam jumlah penduduk dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Berdasarkan Survei Kesehatan dan Morbiditas Nasional (NHMS) 2023, sekitar 54,4% orang dewasa di Malaysia mengalami masalah berat badan. Angka ini meningkat drastis dari 44,5% pada tahun 2011—menunjukkan lonjakan sebesar 10% dalam satu dekade.
Indonesia juga tidak bisa bersantai. Meski tidak setinggi Malaysia, tingkat obesitas di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, khususnya di perkotaan yang gaya hidupnya makin tidak aktif dan konsumsi makanan cepat saji makin tinggi.
Proyeksi Obesitas Asia Tenggara 2025: Indonesia Masuk 5 Besar
Menurut data World Obesity Federation, berikut adalah proyeksi prevalensi obesitas di Asia Tenggara pada tahun 2025:
No |
Negara |
Pria |
Wanita |
1 |
Malaysia |
22% |
26,1% |
2 |
Brunei |
20,7% |
22,3% |
3 |
Thailand |
14,8% |
21,5% |
4 |
Indonesia |
10% |
14,8% |
5 |
Filipina |
9% |
11,2% |
Dengan proyeksi ini, Indonesia menempati urutan keempat, dengan 10% pria dan 14,8% wanita diprediksi mengalami obesitas pada 2025. Ini harus menjadi peringatan serius bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk segera bertindak.