2. Fasilitasi Keseimbangan Kerja-Hidup:
Keseimbangan yang sehat antara kehidupan pribadi dan profesional adalah kunci untuk mencegah burnout. Organisasi dapat mendukung karyawan dalam mencapai keseimbangan ini dengan mengadopsi kebijakan yang memungkinkan fleksibilitas dalam jadwal kerja, menggalakkan cuti yang diambil sepenuhnya, dan menghindari mengharapkan karyawan untuk terus bekerja di luar jam kerja yang wajar.
3. Komunikasi Terbuka:
Membuka saluran komunikasi yang efektif antara manajemen dan karyawan adalah langkah penting dalam mengatasi masalah kesehatan mental di tempat kerja. Karyawan harus merasa nyaman untuk berbicara tentang stres atau tekanan yang mereka hadapi tanpa takut akan konsekuensinya. Manajemen juga harus bersedia mendengarkan dan merespons kebutuhan dan kekhawatiran karyawan dengan serius.
4. Berikan Dukungan Emosional:
Dukungan sosial dan emosional dari rekan kerja dan atasan dapat memiliki dampak positif yang signifikan pada kesehatan mental karyawan. Membangun hubungan yang kuat di tempat kerja, di mana karyawan merasa didukung dan dipahami oleh orang-orang di sekitarnya, dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kepuasan kerja.