Beberapa penelitian di dunia juga mendukung hubungan antara faktor genetik dan kejadian hipertensi. Misalnya, studi di Amerika Serikat tahun 2022 yang melibatkan 3070 peserta, serta penelitian serupa di China dengan lebih dari 700.000 peserta, semuanya menunjukkan komponen genetik yang signifikan pada kejadian hipertensi.
Meski faktor keturunan tidak bisa diubah, dr. Kristin menekankan bahwa masih banyak faktor gaya hidup yang bisa dikendalikan dan harus menjadi perhatian utama. Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman tidak sehat yang tinggi garam dan gula, serta kurang bergerak atau malas berolahraga, memiliki pengaruh besar pada kejadian hipertensi.
"Jika berlangsung lama, kebiasaan kurang gerak akan mengubah fungsi organ kita, menjadi berat bebannya. Contohnya pada jantung karena kurang gerak peredaran darah menjadi lebih lambat, pompa jantung berat, karena tidak ada bantuan dari otot-otot tubuh, lama kelamaan terjadilah hipertensi," jelasnya.