“Ini bukan soal malas, tapi kelelahan mental yang tak kunjung ditangani,” jelas Dhea.
Minimnya Dukungan Psikologis di Tempat Kerja
Sebagian besar perusahaan belum menyediakan layanan konseling atau cuti kesehatan mental. Bahkan, masih ada stigma bahwa mencari bantuan psikologis adalah tanda kelemahan.
“Pekerja takut dianggap tidak mampu jika mengaku stres. Ini menciptakan budaya diam yang berbahaya,” tambah Dhea.
Peran HR dan Manajemen dalam Kesehatan Mental
Manajemen perusahaan seharusnya aktif membangun budaya kerja yang sehat—dengan komunikasi terbuka, fleksibilitas kerja, dan akses ke dukungan psikologis. Sayangnya, masih banyak HR yang hanya fokus pada performa, bukan kesejahteraan.
“HR harus mulai memandang kesehatan mental sebagai bagian dari produktivitas, bukan beban biaya,” tegas Dhea.