Selain itu, lemak berlebih dalam diet dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah, yang juga dikaitkan dengan resistensi insulin dan sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah kumpulan kondisi yang mencakup hipertensi, kadar gula darah tinggi, kelebihan lemak di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol abnormal, yang semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
Penurunan Laju Metabolisme
Konsumsi makanan berminyak berlebihan juga dapat menurunkan laju metabolisme basal (basal metabolic rate/BMR). BMR adalah jumlah energi yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan fungsi dasar seperti pernapasan, sirkulasi darah, dan pencernaan saat istirahat. Pola makan tinggi lemak dan rendah nutrisi dapat menyebabkan penurunan BMR karena tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung fungsi metabolik yang efisien.
Penurunan BMR berarti tubuh membakar lebih sedikit kalori saat istirahat, yang dapat mempersulit penurunan berat badan dan mempercepat penumpukan lemak. Selain itu, penurunan BMR dapat menyebabkan kelelahan, karena tubuh tidak memiliki energi yang cukup untuk berfungsi dengan baik.
Perubahan Komposisi Tubuh
Makanan berminyak berlebih juga dapat mengubah komposisi tubuh, meningkatkan persentase lemak tubuh dan mengurangi massa otot. Lemak dalam makanan tidak hanya disimpan di bawah kulit, tetapi juga di sekitar organ dalam seperti hati, pankreas, dan jantung, yang dikenal sebagai lemak viseral. Lemak viseral sangat berbahaya karena dapat mengganggu fungsi organ dan meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.
Selain itu, pola makan tinggi lemak dan rendah protein dapat menyebabkan hilangnya massa otot. Otot adalah jaringan aktif secara metabolik yang membantu membakar kalori bahkan saat istirahat. Kehilangan massa otot dapat menurunkan BMR dan memperburuk penumpukan lemak, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.