Tampang.com | Kondisi pencemaran sungai di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data terbaru Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), hanya 2,19 persen dari 2.195 sungai yang memenuhi baku mutu air. Sisanya, mayoritas mengalami pencemaran ringan hingga berat, yang berdampak langsung pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Mayoritas Sungai di Indonesia Tercemar
Deputi Tata Lingkungan KLH, Sigit Reliantoro, mengungkapkan bahwa pemantauan dilakukan di 8.627 titik di berbagai sungai di Indonesia. Hasilnya, sekitar 96 persen sungai mengalami pencemaran ringan, sementara beberapa lainnya masuk dalam kategori tercemar berat.
Pencemaran ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Semakin buruknya kualitas air sungai berarti meningkatnya biaya pengolahan air, terutama di perkotaan yang memiliki kepadatan penduduk tinggi.
"Sebetulnya untuk memenuhi kebutuhan air bersih itu perlu teknologi pengolahan, dan itu biasanya akan berimbas pada peningkatan biaya. Selain itu, masih ada disparitas antara perkotaan dan pedesaan dalam pelayanan kebutuhan air," jelas Sigit.
Dampak Pencemaran Sungai bagi Masyarakat
Air sungai yang tercemar tidak hanya berbahaya bagi ekosistem perairan, tetapi juga berisiko terhadap kesehatan manusia. Beberapa dampak yang dapat terjadi akibat pencemaran sungai antara lain:
-
Penyakit akibat air kotor, seperti diare, kolera, dan infeksi kulit.
-
Menurunnya kualitas air tanah, terutama bagi daerah yang masih mengandalkan sumur sebagai sumber air minum.
-
Rusaknya ekosistem sungai, yang berdampak pada penurunan populasi ikan dan makhluk hidup lainnya.
-
Berkurangnya ketersediaan air bersih, yang mempersulit pemenuhan kebutuhan sehari-hari.