Menurutnya, hal terpenting yang perlu diperhatikan agar khasiat jamu manjur ialah memastikan kualitas bahan masih segar.
"Pastikan kualitas bahan, yang terpenting intisari bahan utama. Tidak harus minum yang pahit, bisa coba minum yang lebih ringan," katanya.
Selain itu, kata Risyanto, jamu perlu dikonsumsi rutin selagi tubuh masih sehat. Supaya khasiat jamu bisa diserap tubuh dengan baik dan sistem imun tubuh terjaga.
Menurut penelitian seorang ahli herbal, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa kandungan zat aktif dalam jamu pahit cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan jamu yang rasanya manis. Kandungan zat aktif ini dapat memberikan efek positif bagi kesehatan tubuh.
Jamu pahit seringkali mengandung senyawa pahit seperti andrografolid dalam sambiloto dan saponin dalam kunyit. Senyawa-senyawa tersebut telah terbukti memiliki efek anti-inflamasi, antioksidan, dan anti-bakteri yang berguna bagi kesehatan tubuh. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa senyawa pahit dapat merangsang produksi empedu dan pencernaan yang lebih baik.
Namun, kedalaman manfaat jamu tentu tidak hanya terletak pada rasa pahitnya. Rasa manis dalam jamu juga seringkali disebabkan oleh penambahan bahan tambahan seperti madu, gula aren, atau jahe yang memiliki khasiat tersendiri bagi kesehatan tubuh.
Dalam praktiknya, pengalaman penggunaan jamu juga menjadi faktor penentu efektivitasnya. Sebagian orang mungkin merasakan manfaat yang signifikan dari konsumsi jamu pahit, sementara yang lain justru lebih merespons positif terhadap jamu beraroma manis. Ini bisa dipengaruhi oleh kondisi kesehatan masing-masing, pola makan, dan interaksi dengan obat-obatan lain yang dikonsumsi.