Dampak lain dari menekan emosi terlalu lama adalah hubungan interpersonal yang terganggu. Ketika seseorang tidak mampu mengekspresikan emosinya dengan jujur, hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam hubungan dengan orang lain. Misalnya, pasangan atau teman mungkin merasa bingung atau frustrasi ketika mereka melihat seseorang terus-menerus menahan perasaannya. Tanpa komunikasi yang jujur dan terbuka, hubungan dapat terputus atau terancam, menciptakan jarak emosional yang lebih besar di antara individu.
Selain aspek psikologis, menahan emosi juga dapat berdampak pada kesehatan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa emosi yang ditekan dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan berkontribusi terhadap beberapa penyakit kronis. Misalnya, orang yang sering menekan emosinya lebih rentan terhadap penyakit jantung, hipertensi, dan bahkan kanker. Ini dikarenakan ketegangan yang terus-menerus dalam tubuh akibat menahan perasaan dapat mengganggu fungsi organ dan memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Adapun dampak sosial dari menekan emosi terlalu lama juga tidak dapat diabaikan. Ketika seseorang berupaya untuk terus-menerus menyembunyikan perasaan, mereka dapat kehilangan keaslian dalam interaksi sosial. Individu yang tidak dapat mengekspresikan perasaan mereka dengan baik cenderung merasa tidak bisa menjadi diri mereka sendiri, yang berujung pada keinginan untuk menghindari interaksi sosial. Hal ini dapat menyebabkan isolasi yang lebih besar, semakin memperburuk kesehatan mental mereka.