Dunia modern saat ini dihadapkan pada masalah serius yang disebabkan oleh polusi plastik. Polusi plastik menjadi ancaman besar bagi lingkungan dan berdampak serius terhadap kesehatan manusia, termasuk kesehatan reproduksi. Polusi plastik tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga dapat mempengaruhi sistem reproduksi manusia.
Polusi plastik terjadi ketika limbah plastik seperti botol, kantong, gelas, dan peralatan lainnya dibuang sembarangan ke lingkungan. Plastik umumnya tidak terurai dengan mudah, sehingga sampah plastik bersifat persisten dan akumulatif. Ketika sampah plastik tidak dikelola dengan baik, ia akan terbawa oleh air dan angin ke berbagai tempat, termasuk sungai, laut, dan udara. Dari sana, polusi plastik dapat masuk ke rantai makanan dan akhirnya berdampak pada kesehatan manusia, termasuk kesehatan reproduksi.
Salah satu dampak polusi plastik terhadap kesehatan reproduksi adalah melalui zat kimia berbahaya yang terkandung dalam plastik. BPA (Bisphenol A) dan ftalat adalah dua contoh zat kimia yang umum digunakan dalam produk plastik. Zat kimia ini dapat terlepas dari produk plastik dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman, atau udara yang terkontaminasi. BPA dan ftalat telah terbukti memiliki efek negatif pada sistem reproduksi manusia, termasuk gangguan hormonal, penurunan kualitas sperma, dan gangguan pada menstruasi wanita.