Sempat menjadi perbincangan hangat, bagaimana pengaruh memakan nasi Jepang (termasuk beberapa negara di Asia Timur) membuat warganya lebih sehat dibanding warga di belahan dunia yang lain. Berdasarkan klaim dari pakar kesehatan dan kebugaran mengenai, praktik secara tradisional dan kebiasaan budaya Asia-lah yang membuat mereka lebih sehat.
Berikut ini adalah beberapa peraturan yang mereka jalani sehari-hari:
Mereka mengambil makanan yang belum diproses dari persamaan
Beberapa sekolah dasar di Jepang menyajikan makan siang yang terbuat dari makanan lokal organik, yang membuat anak-anak tidak memiliki pilihan lain selain memakan apa yang telah disediakan. Selain itu, mengatur kebiasaan sehat di rumah memberikan perubahan pola pikir keluarga mereka terhadap makanan yang dikonsumsi.
Mereka memilih beras daripada gandum
Studi menunjukkan bahwa asupan beras memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah sementara tepung terigu memberikan risiko lebih tinggi. Asupan beras juga menyebabkan kita bebas dari iritasi usus, asam fitat dan lektin. Meskipun karbohidrat pada beras diubah menjadi gula dalam tubuh yang bisa berbahaya terutama jika Anda menderita diabetes atau pra-diabetes.
Mereka menggunakan piring yang lebih kecil, yang menghasilkan ukuran porsi lebih kecil
Orang Jepang tidak hanya membatasi makanan mereka, tapi juga ukuran piring mereka. Mereka umumnya menggunakan piring kecil untuk salad dan roti untuk makanan utama, yakni piring yang berdiameter sekitar empat sampai enam inci.
Mereka memakan lebih sedikit kalori di tiap gigitan
Ide mereka adalah dengan menggabungkan beberapa makanan dengan kalori yang lebih rendah. Misalnya, makanan khas Jepang termasuk nasi, daging atau ikan, dan beberapa hidangan sayuran. Saat makan, mereka memasukkan lebih banyak buah dan sayuran dan mengurangi makanan olahan yang memiliki lebih banyak kalori per gigitan.