Keberadaan orang yang benar-benar cerdas dan hanya berpura-pura cerdas memiliki perbedaan yang cukup nyata. Kecerdasan sejati tidak semata-mata tentang hafalan teori atau nilai akademis. Sebaliknya, kecerdasan sejati lebih kepada kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan memiliki kerendahan hati dalam belajar dan berkembang.
Orang-orang yang hanya berpura-pura cerdas seringkali menggunakan bahasa yang sulit dipahami atau sekadar memamerkan pengetahuan mereka. Namun, apa sajakah perilaku yang membedakan orang yang benar-benar cerdas dengan yang hanya berpura-pura? Berdasarkan laman The Vessel, Senin (1/7), ada beberapa perilaku yang membedakan di antaranya.
Pertama, kecerdasan sejati dihargai proses belajar. Orang yang benar-benar cerdas memahami bahwa selalu ada banyak hal yang perlu dipelajari. Mereka tidak hanya fokus pada memamerkan pengetahuan, tetapi juga memiliki rasa haus untuk terus belajar. Mereka mencari informasi baru dan sudut pandang yang berbeda. Sebaliknya, mereka yang hanya berpura-pura cerdas lebih cenderung memamerkan pengetahuan yang sudah mereka miliki, tanpa semangat untuk terus belajar.
Selanjutnya, orang yang benar-benar cerdas merasa nyaman dengan ketidakpastian. Mereka tidak merasa takut menghadapi hal-hal yang tidak pasti atau tidak jelas, karena mereka melihat hal tersebut sebagai peluang untuk berkembang. Sebaliknya, orang yang hanya berpura-pura cerdas cenderung menghindari ketidakpastian dan lebih nyaman dalam zona nyaman mereka.