Selama Ramadan, penelitian yang dilakukan di University of Sydney menunjukkan bahwa banyak individu, terutama yang kelebihan berat badan atau obesitas, mengalami penurunan kadar lemak tubuh yang signifikan. Penurunan berat badan ini tidak hanya terlihat di timbangan, tetapi juga berpengaruh positif terhadap fungsi hati, sekresi insulin, dan kesehatan kardiovaskular secara umum. Puasa memperbaiki keseimbangan hormonal yang mengatur rasa lapar dan kenyang, membuatnya menjadi langkah strategis bagi siapa pun yang ingin memperbaiki pola makan dan mencapai berat badan ideal tanpa harus merasa sengsara.
Berdasarkan informasi yang terdapat dari berbagai ahli kesehatan dan penelitian terkini, jelaslah bahwa menjalani puasa Ramadan selama 30 hari bukan hanya sekadar menjalankan kewajiban agama, tetapi juga memberikan banyak manfaat kesehatan yang signifikan bagi tubuh kita. Dengan semakin banyaknya penelitian mengenai dampak puasa, ke depan, teknik ini mungkin akan terus diadopsi dalam berbagai program kesehatan sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas hidup.