Pernah, di kantor dibahas mengenai adanya perbedaan antara kinerja karyawan A dan B. Karyawan A bisa menuntaskan tugasnya tepat waktu, sedangkan karyawan B tidak. Menurut karyawan B, ia tidak punya cukup waktu untuk menuntaskan tugasnya tepat waktu. Alasan ini tidak dapat diterima oleh atasan karena baik karyawan A maupun B, sama-sama memiliki waktu 24 jam. Yang membedakannya adalah pengaturan waktu. Dan pengaturan waktu ini membutuhkan keterampilan yang bernama management skill. Keterampilan bagaimana mengatur skala prioritas berbagai aktivitas kita dalam keseharian. Nah, penentuan skala prioritas ini tergantung pada cita-cita dalam hidup. Misal: jika seseorang yang menaruh cita-cita kehidupan bahagia di kehidupan masa depan, ia pasti akan menjadikan sholat (bagi yang beragama Islam) sebagai prioritas dalam penggunaan waktunya. Tapi ada seni juga dalam management skill ini, pengetahuan seseorang juga dibutuhkan untuk mengatur skala prioritas. Misal: jika ia ingin memiliki badan yang sehat agar ia bisa mengejar cita-cita menjadi CEO sebuah perusahaan, ia pun akan menjadikan olahraga dan istirahat menjadi prioritas utamanya. Namun tentunya dengan tetap memperhatikan bahwa tugas-tugas lainnya tetap terselesaikan. Agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan efektif, ia harus punya strategi kerja cerdas (ini lah yang membutuhkan pengetahuan yang mendukung).