Banyak penelitian telah membuktikan bahwa bahasa tubuh bisa mencerminkan perasaan seseorang. Nah agar kamu bisa menunjukkan sikap positif ke pewawancara dan menghindari kegagalan hanya karena bahasa tubuh yang keliru, segera tinggalkan beberapa kebiasaan di bawah ini.
1. Berjabat tangan terlalu lemah atau terlalu keras
Tahapan pertama saat kamu memasuki ruangan wawancara adalah berjabat tangan. Artinya, karaktermu akan dinilai pertama kali dari caramu menjabat tangan pewawancara. Saat berjabat tangan, jangan sampai jabatannya terlalu lemah atau mencengkeram keras. Hal ini akan dinilai oleh pewawancara bahwa kamu adalah orang yang kurang percaya diri.
Usahakan lap dulu tanganmu sebelum memasuki ruangan, telapak tangan yang berkeringat akan dianggap sebagai kegugupan. Kecuali kamu memiliki sindrom telapak tangan yang berkeringat setiap saat, hal ini adalah suatu pengecualian. Kamu bisa meminta maaf dan menjelaskannya di depan pewawancara saat ditanya soal kelainan ini.
2. Jaga posisi dudukmu
Setelah berjabat tangan, maka kamu akan dipersilahkan untuk duduk menghadap pewawancara. Jangan heran, postur tubuh saat kamu duduk pun akan dinilai, lho. Duduk dengan postur tubuh menjauh ke belakang menunjukkan kesan malas atau sombong. Jika kamu terlalu condong ke depan akan dianggap kamu adalah orang yang agresif, sementara postur yang membungkuk memberikan kesan kurang percaya diri dan jauh dari kesan pemberani. Untuk menimbulkan kesan yang netral, duduklah tegak terutama bagian bahu dan kepala, namun tetap rileks dan nyaman.
3. Kontak mata
Sebelum memasuki ruangan wawancara, kamu mungkin sudah mengumpulkan keberanian untuk melakukan kontak mata sebanyak mungkin. Namun kenyataannya, kamu cenderung merasa nggak nyaman melakukan kontak mata dengan seseorang terlalu lama, termasuk saat wawancara kerja. Hal ini menyebabkan kamu terlalu sering berkedip, menatap ke segala arah dan salah tingkah. Caramu melakukan kontak mata yang terlalu lemah seperti ini hanya akan memperlihatkan rasa kurang percaya diri, gugup atau nggak siap. Sebaliknya, melakukan kontak mata berlebihan juga nggak baik karena menciptakan ketidaknyamanan bagi pewawancara.