Metode pijat dianggap dapat mengembalikan keseimbangan energi dengan laju yang harmonis sehingga tubuh dapat mengembalikan kesehatan sendiri dengan alami tanpa harus dibantu dengan menggunakan obat-obatan. Di kalangan Hindu India, pijat atau massage juga berkembang dan di dalam Kitab suci Hindu AyurVeda telah memperkenalakan pijat sejak 1800 sebelum Masehi. Sedangkan di Yunani pijat berkembang sejak abad 5 sebleum Masehi. Beberapa bukti yang menunjukkan bahwa Socrates, Herodictus, Plato sangat menyukai pijatan. Dan bahkan Hippocrates yang merupakan ahli pengobatan Yunani di dalam bukunya menulis agar ahli pengobatan disarankan untuk meguasai teknik pijat untuk meringankan penyakit pasiennya.
Sementara pada kekaisaran Romawi kuno mempercayai bila manfaat pijat adalah untuk kesehatan. Ahli pengobatan di jaman kekaisaran Romawi yaitu Galen menggunakan teknik untuk mengobati luka fisik gladiator yang cedera. Ia pun menggunakan terapi pijat untuk mengatasi sakit kepala yang diderita oleh Julius Cesar. Namun di era tersebut tidak semua orang dapat menikmati pijat dan tidak semua orang bisa memijat. Sehingga kala itu banyak orang yang tidak segan untuk memberi hadiah khusus bagi orang yang bisa memijatnya dengan baik seperti halnya yang dilakukan oleh seorang filsuf yang bernama Pliny.
Di Indonesia metode pengobatan pijat ini telah dikenal sejak jaman dahulu dan hal ini terlukis dari relief abad 8-9 sebelum Masehi pada Candi Borobudur dan Prambanan. relief tersebut menggambarkan bila raja dan ratu yang dipijat oleh dayang-dayangnya. Pijat tradisional Indonesia dipercaya dipengaruhi oleh unsur pengobatan serta penyembuhan dari India serta China. Dan teknik pijat ini diperkenalkan oleh para pedagang minyak wangi yang berasal dari India, Arab, China yang datang ke Indonesia. Kini dalam perkembangannya bahkan pijat tidak hanya dikenal untuk mengobati berbagai macam penyakit tetapi juga sekedar untuk relaksasi dan kecantikan.