Lebih lanjut, Pritta menjelaskan bahwa di usia tersebut, anak juga mulai mampu melepaskan pakaian mereka sendiri sebelum pergi ke toilet serta memiliki keseimbangan yang cukup untuk duduk dengan nyaman di toilet. Mereka juga sudah bisa membersihkan diri dan mengenakan pakaian kembali setelah buang air. Semua rangkaian ini menunjukkan bahwa si kecil telah siap untuk memulai toilet training, sehingga menunda terlalu lama bisa berakibat pada kesulitan di kemudian hari.
Menurut Pritta, jika orang tua terlambat memperkenalkan toilet training, misalnya setelah usia tiga tahun, ada risiko bahwa anak tersebut mungkin belum sepenuhnya siap saat memasuki masa prasekolah. Hal ini bisa mempengaruhi kepercayaan diri anak ketika mereka melihat teman-teman sebayanya sudah dapat menggunakan toilet dengan mandiri. “Jika toilet training baru dimulai saat usia 3 tahun, anak mungkin berusia 4 tahun sebelum waktu latihan itu selesai, sementara kebanyakan anak seusianya sudah dapat menyelesaikannya. Mereka mungkin merasa tertekan saat harus beradaptasi dengan lingkungan baru di TK,” jelas Pritta.