Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, sekitar 10-15 persen pasangan di Indonesia mengalami masalah infertilitas. Sumber lain, World Population Prospects, mencatat bahwa pada tahun 1990, Total Fertility Rate (TFR) Indonesia berada di angka 3,10. Namun, tren angka ini mengalami penurunan secara signifikan hingga mencapai 2,15 pada tahun lalu. Secara kumulatif, angka kelahiran di Indonesia telah berkurang 30,64 persen dalam rentang waktu 1990 hingga 2022.
Dengan adanya komitmen dari Merck terhadap teknologi reproduksi berbasis bantuan, Wenny Aurelia, pendiri komunitas Endometriosis Indonesia, berharap agar klinik dan penyedia layanan infertilitas dapat lebih transparan dalam memberikan edukasi kepada pasangan yang menjalani IVF. Hal ini penting agar mereka tidak harus menghadapi stres, ketakutan akan kegagalan, serta kebingungan yang seringkali disebabkan oleh kurangnya informasi yang jelas dan terbuka.