Tampang

Menahan Emosi Bisa Bikin Sakit Fisik?

25 Agu 2025 23:00 wib. 8
0 0
Emosional
Sumber foto: Canva

Mungkin kita sering mendengar anjuran untuk selalu bersabar, menahan amarah, atau menyembunyikan kesedihan demi terlihat kuat. Dalam banyak budaya, mengekspresikan emosi, terutama yang dianggap "negatif" seperti marah atau sedih, dianggap sebagai tanda kelemahan. Kita dilatih untuk menahan diri, memendam perasaan, dan "tersenyum saja". Namun, di balik topeng ketenangan itu, ada harga mahal yang harus dibayar oleh tubuh kita. Menahan emosi, terutama dalam jangka panjang, tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga bisa memicu berbagai masalah fisik.

Reaksi Fisiologis Saat Emosi Ditahan

Ketika emosi muncul, baik itu rasa marah, sedih, atau cemas, tubuh kita secara otomatis merespons. Sistem saraf otonom akan aktif, memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Hormon-hormon ini meningkatkan detak jantung, menaikkan tekanan darah, dan mempercepat pernapasan, mempersiapkan tubuh untuk menghadapi ancaman (fight-or-flight).

Saat emosi diekspresikan dengan cara yang sehat, respons fisiologis ini akan kembali normal. Namun, jika emosi ditahan, tubuh tetap berada dalam mode "siaga" yang berkepanjangan. Hormon stres terus beredar dalam aliran darah, menyebabkan peradangan kronis pada tingkat seluler. Peradangan inilah yang menjadi akar dari banyak penyakit fisik. Tubuh kita dirancang untuk memproses dan melepaskan tekanan, bukan untuk menyimpannya.

Dampak Jangka Panjang pada Sistem Kekebalan Tubuh

Salah satu dampak paling signifikan dari menahan emosi adalah pada sistem kekebalan tubuh. Stres kronis yang disebabkan oleh emosi yang terpendam secara konstan membanjiri tubuh dengan kortisol. Dalam jumlah kecil, kortisol membantu mengelola peradangan, tetapi dalam jumlah besar dan terus-menerus, ia justru melemahkan respons imun.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?