Bagi sebagian orang, membaca ramalan zodiak adalah ritual harian yang menyenangkan. Prediksi tentang karier, asmara, dan nasib yang dikaitkan dengan rasi bintang terasa personal dan sering kali akurat. Namun, di balik popularitasnya, dunia astrologi dan ramalan zodiak selalu menjadi subjek perdebatan sengit di kalangan para ilmuwan, astronom, dan psikolog. Jadi, apa sebenarnya pendapat para ahli dan peneliti tentang kepercayaan pada ramalan zodiak?
Pandangan Ilmiah: Kurangnya Bukti Empiris
Dari sudut pandang ilmiah, astrologi tidak diakui sebagai sains. Para astronom dan fisikawan secara universal menganggapnya sebagai pseudosains sebuah keyakinan yang mengklaim diri ilmiah tetapi tidak didukung oleh bukti empiris.
Alasan utamanya sangat mendasar: tidak ada mekanisme fisik yang diketahui di mana posisi planet dan bintang saat kelahiran seseorang dapat memengaruhi kepribadian atau peristiwa di bumi. Gravitasi dari seorang dokter yang berdiri di samping ranjang saat seseorang lahir jauh lebih besar daripada gravitasi Mars yang jaraknya jutaan kilometer.
Sejumlah besar penelitian telah dilakukan untuk menguji keabsahan astrologi. Dalam salah satu studi terkenal, para peneliti meminta astrolog untuk mencocokkan bagan kelahiran seseorang dengan kepribadian orang tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa astrolog tidak lebih akurat dari menebak secara acak. Studi lain bahkan meminta orang untuk memilih bagan kelahiran mereka sendiri dari sekumpulan deskripsi palsu; kebanyakan tidak bisa mengidentifikasinya. Singkatnya, tidak ada korelasi ilmiah yang konsisten yang ditemukan antara zodiak dan takdir seseorang.