Sarapan dan makan siang adalah waktu penting untuk mengisi energi tubuh agar bisa beraktivitas sepanjang hari. Namun, tidak sedikit orang yang justru merasa mengantuk setelah makan dan ingin beristirahat sejenak. Fenomena ini bukan tanpa alasan, dan sebenarnya cukup umum terjadi di banyak orang.
Menurut Julie Stefanski, ahli gizi dari Academy of Nutrition and Dietetics, kondisi mengantuk setelah makan ini disebut sebagai somnolensi pascamakan atau yang sering dikenal sebagai food coma. Pada dasarnya, ini adalah respons fisiologis alami tubuh setelah mengonsumsi makanan.
Sandra Arevalo, direktur kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di Rumah Sakit Montefiore Nyack, New York, yang juga menjadi juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, menjelaskan bahwa saat kita makan, aliran darah dalam tubuh akan lebih banyak mengarah ke organ pencernaan. Hal ini dilakukan agar makanan yang masuk bisa diproses secara optimal oleh sistem pencernaan. Karena darah lebih banyak dialirkan ke perut dan usus, organ-organ lain, termasuk otak, menerima aliran darah yang lebih sedikit sehingga kita merasa mengantuk.
Selain itu, setelah makan, tubuh juga cenderung memproduksi lebih banyak serotonin, sebuah neurotransmitter yang berperan dalam mengatur suasana hati dan siklus tidur. Kandungan asam amino esensial bernama triptofan yang tinggi dalam makanan tertentu seperti ayam, keju, dan ikan turut memicu produksi serotonin ini, sehingga memperkuat rasa kantuk pasca makan.
Meski kecenderungan mengantuk setelah makan adalah hal yang normal, ada beberapa faktor yang bisa membuat rasa kantuk itu semakin berat dan mengganggu aktivitas. Kondisi ini tentu harus diwaspadai supaya tidak menghambat produktivitas sepanjang hari.
Berikut ini beberapa faktor yang sering menjadi penyebab rasa mengantuk berlebihan setelah makan dan cara mengantisipasinya.