Mitos bahwa berbicara lebih banyak berarti lebih didengar sering mengecoh masyarakat. Banyaknya kata yang diucapkan tidak selalu menjamin bahwa pesan tersebut sampai. Psikologi bicara menggarisbawahi pentingnya kualitas daripada kuantitas. Ketika kualitas komunikasi ditingkatkan, baik melalui kejelasan maksud maupun keterlibatan pendengar, hubungan sosial yang lebih baik dapat terjalin.
Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa efektivitas komunikasi tidak selalu diukur dari seberapa banyak seseorang berbicara, tetapi lebih kepada bagaimana keterlibatan mereka dalam menciptakan hubungan yang dinamis dan saling mendengarkan. Dalam dunia komunikasi sosial, menjadi seorang pendengar yang baik tidak kalah pentingnya dibandingkan menjadi pembicara yang aktif.