Tampang

Kenapa Manusia Cenderung Menyukai Kebohongan yang Indah Daripada Kebenaran yang Menyakitkan?

14 Mar 2025 22:03 wib. 7
0 0
kebohongan
Sumber foto: Pinterest

Psikologi manusia adalah bidang yang kompleks dan penuh dengan nuansa. Salah satu fenomena menarik yang sering diamati dalam interaksi sosial adalah kecenderungan manusia untuk lebih menyukai kebohongan yang indah daripada kebenaran yang menyakitkan. Kebohongan yang indah sering kali lebih dominan di dalam hidup kita, menciptakan ilusi kebahagiaan yang membuat kita merasa lebih nyaman. Mengapa hal ini terjadi? Mari kita telusuri beberapa faktor psikologis yang berperan di balik fenomena ini.

Pertama, adanya kebutuhan dasar untuk merasa aman dan nyaman. Kebenaran pahit sering kali menghadirkan ketidaknyamanan, ketakutan, atau bahkan rasa sakit yang menyakitkan bagi individu. Dalam banyak kasus, manusia lebih memilih untuk berpegang pada ilusi yang memberikan harapan, meskipun itu tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan. Misalnya, seseorang yang berjuang dalam hubungan yang tidak sehat mungkin memilih untuk percaya bahwa segalanya akan baik-baik saja, daripada menghadapi kenyataan pahit bahwa hubungan tersebut mungkin harus berakhir. Keterikatan kita pada kebahagiaan semu ini adalah hal yang sangat alami, menjadi salah satu mekanisme pertahanan mental yang dalam ilmu psikologi dikenal sebagai denial atau penyangkalan.

Selanjutnya, kebohongan yang indah sering kali lebih menarik daripada kebenaran pahit. Dalam dunia yang penuh dengan tantangan, imajinasi sering kali kalah oleh realitas. Ilusi kebahagiaan yang ditawarkan oleh kebohongan memberikan pelarian dari rutinitas hidup yang monoton atau sulit. Ini menciptakan dorongan yang kuat untuk mempercayai bahkan hal-hal yang tidak benar, yang hanya berfungsi untuk menutupi rasa sakit sementara. Dalam konteks ini, manusia cenderung menggunakan optimisme berlebihan sebagai alat untuk bertahan hidup, menolak untuk melihat kenyataan yang tak menguntungkan dengan cara yang lebih konstruktif.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?