Tren ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia kini mulai bertransisi menuju teknologi yang lebih modern, meski tetap sensitif terhadap harga.
Kembali ke topik Gen Z, fenomena mundurnya generasi ini dari dominasi smartphone sebenarnya tidak bisa dianggap remeh. Dalam era digital yang serba cepat, keinginan untuk hidup lebih sederhana dan bebas dari ketergantungan teknologi justru menciptakan peluang bisnis baru. Pasar ponsel jadul, yang semula dianggap mati suri, kini kembali menemukan momentumnya.
Pengamat teknologi menyebut tren ini sebagai bentuk “digital rebellion” — perlawanan terhadap dominasi layar dalam kehidupan sehari-hari. Gen Z sebagai generasi yang lahir dan besar dengan internet justru mulai mempertanyakan peran teknologi dalam hidup mereka, dan memilih untuk memutuskan koneksi sejenak agar bisa lebih terhubung dengan dunia nyata.
Bagi pelaku industri, ini adalah alarm penting untuk lebih memahami dinamika pasar yang terus berubah. Bukan hanya sekadar inovasi teknologi, namun juga bagaimana produk mereka dapat menyesuaikan dengan kebutuhan emosional dan gaya hidup konsumen.
Ke depan, bisa jadi kita akan melihat lebih banyak ponsel sederhana dengan fitur terbatas namun tampil lebih stylish, personal, dan membawa nilai “slow tech” — teknologi yang tidak menguasai hidup, tetapi justru mendukung keseimbangan dan kebahagiaan penggunanya.