Tampang

Kenapa Banyak Orang Rela Membayar Mahal Demi Status Sosial?

28 Agu 2025 14:04 wib. 33
0 0
Mewah
Sumber foto: Canva

Kita sering menyaksikan fenomena di mana seseorang rela menguras tabungan atau bahkan berutang demi membeli barang-barang mewah. Entah itu tas desainer, mobil edisi terbatas, atau jam tangan bernilai fantastis. Semua ini seringkali bukan tentang fungsionalitas barang itu sendiri, melainkan tentang apa yang diwakilinya: status sosial. Perilaku ini bukan fenomena baru, namun psikologi di baliknya begitu kompleks, melibatkan kebutuhan dasar manusia untuk diterima dan dihormati oleh lingkungannya.

Psikologi di Balik Konsumsi Status

Jauh di lubuk hati, manusia adalah makhluk sosial. Kita punya naluri untuk berada di dalam kelompok, dan status adalah cara kita menempatkan diri dalam hierarki kelompok tersebut. Dalam psikologi, ada beberapa teori yang bisa menjelaskan mengapa status begitu penting, salah satunya adalah Teori Hirarki Kebutuhan Maslow. Setelah kebutuhan dasar seperti makan, minum, dan rasa aman terpenuhi, manusia akan mencari kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa cinta, rasa memiliki, dan harga diri. Barang-barang mewah dan pengeluaran mahal seringkali dianggap sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan ini.

Ketika seseorang membeli barang mahal, ia tidak hanya mendapatkan produk, tetapi juga pengakuan. Barang itu menjadi simbol dari kesuksesan, kekayaan, atau selera tinggi. Dengan memamerkan simbol-simbol ini, seseorang mengirim sinyal ke dunia luar bahwa ia termasuk dalam kelompok elit yang sukses. Sinyal ini diharapkan dapat mendatangkan rasa hormat, kekaguman, atau bahkan iri hati dari orang lain, yang pada gilirannya akan meningkatkan harga diri.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?