Fenomena ini diperparah dengan kemudahan akses kredit. Seseorang bisa mendapatkan pinjaman atau kartu kredit untuk membeli barang-barang yang sebenarnya di luar jangkauan finansialnya. Dorongan untuk "terlihat sukses" seringkali mengalahkan logika finansial, menyebabkan banyak orang terjebak dalam utang konsumtif yang sulit diatasi.
Kerugian di Balik Mengejar Status
Mengejar status sosial melalui konsumsi mahal bukan tanpa risiko. Kerugian finansial adalah yang paling jelas. Uang yang seharusnya bisa digunakan untuk investasi, pendidikan, atau dana darurat, justru habis untuk barang-barang yang nilainya cenderung menyusut. Lebih jauh lagi, ketergantungan pada pengakuan eksternal untuk merasa berharga dapat menyebabkan kesehatan mental yang rapuh. Jika pengakuan itu tidak datang atau tidak bisa dipertahankan, harga diri seseorang bisa hancur.
Mencari validasi dari orang lain melalui barang-barang material bisa membuat seseorang kehilangan jati diri. Kebahagiaan sejati dan rasa damai tidak datang dari seberapa banyak barang mahal yang dimiliki, melainkan dari hubungan yang bermakna, pertumbuhan pribadi, dan kepuasan batin. Banyak orang yang terjebak dalam siklus ini akhirnya menyadari bahwa barang-barang itu tidak bisa mengisi kekosongan emosional yang mereka rasakan.