Setiap ucapan yang terlontar dari orang tua bisa meninggalkan jejak mendalam di benak anak-anak. Tanpa disadari, kalimat-kalimat sederhana yang keluar saat berbicara justru bisa membentuk pola pikir, bahkan memengaruhi kepribadian anak di masa depan. Inilah mengapa penting bagi orang tua untuk berhati-hati dalam memilih kata ketika berbicara dengan si kecil.
Psikoterapis dan pakar parenting, Amy Morin, menyoroti hal ini dalam bukunya yang berjudul “13 Things Mentally Strong Parents Don't Do.” Ia mengingatkan bahwa ada ucapan-ucapan yang terdengar biasa saja, tapi sebenarnya menyimpan dampak psikologis jangka panjang bagi anak.
Salah satu contoh paling umum adalah kalimat seperti:
“Kita enggak punya uang untuk beli itu.”
Kalimat ini tampaknya sekadar pernyataan kondisi ekonomi, namun secara tidak langsung bisa menanamkan mental miskin atau “poverty mindset” pada anak. Anak-anak cenderung menerima semua ucapan orang tua sebagai kebenaran mutlak, terutama di usia dini ketika mereka belum mampu menyaring atau menafsirkan konteks dengan benar.
Mengapa Kalimat Seperti Ini Berbahaya?
Amy Morin menjelaskan bahwa saat anak terus-menerus mendengar kalimat yang mencerminkan ketidakmampuan atau kekurangan, mereka akan membentuk persepsi bahwa keterbatasan adalah bagian permanen dari hidup. Akibatnya, anak tumbuh dengan mentalitas korban (victim mentality), merasa bahwa mereka tidak memiliki kendali atas nasib atau keberhasilan mereka sendiri.