Lebih buruk lagi, anak bisa kehilangan motivasi untuk berusaha atau bermimpi besar. Kalimat yang seolah mengunci kemungkinan seperti “Kita tidak akan pernah mampu beli itu” akan menciptakan tembok yang membatasi imajinasi dan kepercayaan diri anak.
Cara yang Lebih Baik: Ajarkan Konsep Manajemen Keuangan Sejak Dini
Daripada menekankan pada kekurangan, lebih baik gunakan momen tersebut sebagai kesempatan untuk mengajarkan anak tentang perencanaan keuangan. Alih-alih mengatakan, “Kita tidak punya uang untuk beli itu,” Anda bisa mengganti dengan:
“Barang itu memang bagus, ya. Tapi sekarang Ayah dan Bunda masih perlu menabung dulu. Kalau kita rajin menabung, suatu hari nanti bisa kok membelinya.”
Atau,
“Ayah dan Bunda juga pengin punya rumah besar, tapi kita butuh waktu dan kerja keras supaya bisa mewujudkannya.”
Dengan cara ini, Anda sedang mengajarkan anak bahwa keinginan bisa tercapai jika ada usaha, perencanaan, dan kedisiplinan. Ini bukan hanya soal membentuk harapan, tetapi juga menanamkan mental tangguh dan optimistis sejak dini.
Anak Belajar dari Cara Anda Menghadapi Masalah
Pola pikir anak terbentuk dari apa yang mereka lihat dan dengar. Jika orang tua selalu mengeluh tentang uang atau menyalahkan keadaan, anak pun akan belajar melakukan hal yang sama. Tapi jika Anda mencontohkan sikap bertanggung jawab dan kemampuan mengelola keuangan, anak akan lebih mudah belajar tentang kemandirian, kerja keras, dan pengambilan keputusan yang bijak.