Kedua, kembalikan konteks saat kamu melupakan sesuatu. "Rekonstruksi konteks bisa sangat membantu," ujar Jaeggi. Misalnya, jika kamu lupa mengapa masuk ke suatu ruangan, coba kembali ke tempat sebelumnya atau pikirkan ulang urutan kejadian yang menciptakan pikiran tersebut. Mengingat petunjuk-petunjuk kontekstual ini bisa memberikan dorongan yang diperlukan untuk membangkitkan jejak memori yang sempat hilang.
Pada akarnya, melupakan sesuatu yang baru saja kita pikirkan adalah hal yang sangat manusiawi dan merupakan cerminan dari keterbatasan otak dalam mengelola informasi. Dengan memahami cara kerja memori kita, kita dapat lebih bijaksana dalam mengelola perhatian dan menjaga kesehatan mental, sambil belajar untuk tidak terlalu menekan diri sendiri saat mengalami kehilangan fokus.