Dalam perjalanan hidup, khususnya bagi anak muda, sering kali kita dihadapkan pada dilema yang cukup mendesak: apakah lebih baik menjalin hubungan asmara untuk mencari dukungan emosional selama masa pendidikan, ataukah lebih fokus pada pengembangan karier agar kelak dapat menemukan pasangan yang lebih sesuai? Pertanyaan ini sering kali membingungkan, terutama ketika kita mempertimbangkan segala keuntungan dan kerugian dari masing-masing pilihan.
Ketika kita menggali lebih dalam, terlihat bahwa menjalin hubungan saat kuliah dapat membawa risiko yang lebih tinggi dibandingkan ketika kita sudah berada dalam kondisi yang lebih mapan. Terlebih, jika kita mempertimbangkan delapan faktor penting yang perlu dipikirkan sebelum mengambil keputusan dalam hal cinta dan karier.
1. Fokus pada Pengembangan Diri
Mengutamakan pengembangan diri adalah langkah strategis yang dapat membantu seseorang memilih pasangan dengan lebih bijaksana. Penelitian oleh Helen Fisher (2004) menunjukkan bahwa jatuh cinta dengan intens dapat mengganggu kemampuan kognitif kita. Dalam keadaan ini, kita mungkin mengabaikan tanda-tanda negatif dari pasangan kita. Dengan berfokus pada pengembangan diri, kita akan mampu mempertahankan standar lebih tinggi dalam memilih pasangan, mencari seseorang yang menarik tidak hanya secara fisik, tetapi juga memiliki nilai dan visi hidup yang sejalan.
2. Potensi Mendapatkan Pasangan yang Lebih Baik
Dengan memperhatikan pengembangan diri, kita memiliki peluang lebih besar untuk bertemu dengan individu yang lebih baik di masa depan. Lingkungan yang mendukung pertumbuhan pribadi, seperti komunitas profesional atau kelompok dengan minat serupa, bisa menjadi tempat bertemunya orang-orang yang memiliki tujuan hidup yang selaras. Memulai hubungan di usia muda terkadang dapat membatasi kesempatan untuk menemukan jodoh yang lebih tepat.