Setiap kali snooze ditekan, otak mencoba kembali ke siklus tidur, namun kemudian dibangunkan lagi sebelum mencapai fase tidur nyenyak. Akibatnya, kita merasa lebih lesu, linglung, dan tidak segar, sebuah fenomena yang dikenal sebagai inersia tidur. Lebih baik setel alarm pada waktu yang benar-benar kita niatkan untuk bangun, lalu paksa diri untuk langsung bangkit begitu alarm berbunyi. Kualitas tidur singkat yang solid lebih baik daripada tidur terpotong-potong.
Tidak Minum Air Putih: Dehidrasi Setelah Tidur
Tubuh kita kehilangan banyak cairan selama tidur, baik melalui pernapasan maupun keringat. Jadi, ketika baru bangun, tubuh seringkali dalam kondisi dehidrasi ringan. Namun, banyak orang langsung meraih kopi atau teh tanpa minum air putih terlebih dahulu.
Mengabaikan kebutuhan tubuh akan hidrasi setelah bangun tidur bisa berdampak pada energi dan fungsi kognitif. Dehidrasi ringan dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan sulit konsentrasi. Memulai hari dengan segelas air putih suhu ruangan membantu rehidrasi tubuh, mengaktifkan metabolisme, dan mempersiapkan sistem pencernaan. Air juga membantu membuang racun yang terbentuk selama tidur. Ini adalah cara sederhana namun efektif untuk memberikan kick-start yang sehat bagi tubuh.
Merasa Bersalah atau Cemas Berlebihan: Beban Emosional Tak Penting
Beberapa orang punya kecenderungan untuk langsung merasa bersalah atau cemas akan daftar tugas yang menanti begitu bangun tidur. Pikiran langsung melayang pada pekerjaan yang belum selesai, tenggat waktu, atau masalah yang mungkin muncul. Ini adalah cara buruk untuk memulai hari karena langsung membebani diri dengan stres emosional yang tidak perlu.