Pendekatan ini juga mendorong kita untuk keluar dari pola hidup yang terburu-buru dan memberikan perhatian penuh pada momen-momen kecil dalam hidup, seperti menikmati secangkir kopi di pagi hari, berjalan santai di taman, atau sekadar duduk diam untuk bermeditasi. Dengan cara ini, soft living tidak hanya membantu mengurangi stres, tetapi juga memperkaya kualitas hidup.
Fenomena ini mulai mendapatkan perhatian khusus, terutama setelah pandemi COVID-19 yang memaksa banyak orang untuk mengubah cara mereka menjalani hidup. Pandemi memberikan waktu bagi banyak orang untuk berhenti sejenak dari rutinitas yang sibuk dan merenungkan apa yang benar-benar penting dalam hidup mereka. Saat dunia terpaksa melambat, orang-orang mulai menyadari betapa berharga waktu yang dihabiskan bersama keluarga, momen istirahat yang berkualitas, dan pentingnya menjaga kesehatan mental.
Situasi ini menjadi titik balik yang memunculkan keinginan untuk menjalani hidup dengan cara yang lebih sederhana dan bermakna. Budaya kerja dari rumah, misalnya, memberi peluang untuk mengatur ulang ritme hidup, mengurangi perjalanan yang melelahkan, dan lebih banyak melibatkan diri dalam aktivitas yang membawa kedamaian.
Selain itu, pandemi juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Banyak yang mulai melihat bahwa kesibukan tanpa henti tidak sebanding dengan risiko kelelahan fisik maupun emosional. Hal ini semakin mendorong adopsi prinsip-prinsip soft living, seperti meluangkan waktu untuk diri sendiri, memprioritaskan istirahat, dan lebih selektif dalam menentukan tanggung jawab yang ingin diambil.
Dalam praktiknya, soft living dapat diwujudkan melalui langkah-langkah sederhana seperti mengurangi multitasking, menciptakan rutinitas yang menenangkan, atau hanya meluangkan waktu untuk menikmati secangkir teh tanpa gangguan teknologi.
Pendekatan ini mendorong individu untuk fokus pada kualitas daripada kuantitas dalam setiap aspek kehidupan. Mengurangi multitasking, misalnya, membantu seseorang lebih hadir dan menikmati setiap aktivitas tanpa tekanan untuk menyelesaikan semuanya sekaligus. Rutinitas yang menenangkan, seperti meditasi, olahraga ringan, atau membaca, dapat menjadi cara untuk mengembalikan energi dan menyeimbangkan emosi di tengah kesibukan.