Gula yang masuk ke tubuh anak akan diserap dengan cepat, menyebabkan lonjakan energi yang kemudian diikuti oleh penurunan drastis. Ini bisa membuat anak jadi mudah lelah dan rewel. Jika anak sudah terbiasa dengan rasa manis, ia cenderung menolak makanan lain yang rasanya lebih hambar, seperti sayuran atau buah-buahan. Hal ini dapat berujung pada kebiasaan pilih-pilih makan dan defisiensi nutrisi yang bisa menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitifnya.
Masalah Pencernaan dan Penyerapan Zat Besi
Teh mengandung senyawa yang disebut tanin. Dalam jumlah besar, tanin bisa mengikat zat besi dari makanan dan menghambat penyerapannya di usus. Zat besi adalah nutrisi krusial bagi anak untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Anemia defisiensi zat besi pada anak dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kelelahan kronis, penurunan daya tahan tubuh, dan gangguan pada perkembangan otak.
Selain itu, konsumsi gula berlebih juga dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma usus anak, yang penting untuk pencernaan yang sehat dan sistem imun yang kuat. Gula bisa memicu pertumbuhan bakteri jahat dan mengganggu keseimbangan flora usus, yang berpotensi menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung atau sembelit.
Dampak Buruk Kandungan Kafein
Banyak orang tua tidak menyadari bahwa teh juga mengandung kafein. Meskipun kadarnya lebih rendah dari kopi, kafein tetap memiliki efek stimulan yang tidak cocok untuk anak kecil. Kafein dapat memengaruhi sistem saraf pusat anak, membuatnya jadi lebih hiperaktif, cemas, atau sulit tidur. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kognitif anak.