Pencahayaan dan sudut pengambilan gambar juga memainkan peran krusial. Cahaya yang keras dan datang dari arah yang tidak tepat dapat menciptakan bayangan yang tidak flattering, menonjolkan kekurangan kulit, dan mengubah bentuk wajah. Sudut pengambilan gambar yang kurang tepat juga bisa membuat fitur wajah terlihat tidak proporsional. Di cermin, kita secara naluriah mencari sudut dan pencahayaan yang paling kita sukai.
Selain faktor teknis, ada juga aspek psikologis yang terlibat. Saat bercermin, kita cenderung melihat diri kita secara keseluruhan dan mungkin fokus pada aspek yang kita sukai. Kita juga memiliki kontrol penuh atas ekspresi wajah dan bagaimana kita melihat diri sendiri. Sementara itu, foto menangkap momen tunggal yang mungkin tidak mewakili ekspresi terbaik kita atau bagaimana kita melihat diri kita secara keseluruhan. Kita juga mungkin lebih kritis terhadap detail kecil dalam foto yang biasanya tidak kita perhatikan saat bercermin.
Penggunaan filter dan aplikasi pengedit foto di media sosial juga dapat memperburuk masalah ini. Kita terbiasa melihat diri sendiri dan orang lain dengan tampilan yang sudah "disempurnakan" oleh filter, menciptakan standar kecantikan yang tidak realistis. Akibatnya, melihat foto diri sendiri tanpa filter bisa terasa mengecewakan dan memicu rasa insecure. Fenomena ini bahkan dikaitkan dengan peningkatan body dysmorphia karena kita membandingkan diri dengan versi diri kita yang telah diubah secara digital.