Membangun Kekayaan Tanpa Rumah Sendiri? Bisa!
Sethi bahkan mengaku ia berhasil membangun kekayaan lebih besar saat menyewa rumah dibandingkan jika ia membeli rumah. Uang yang seharusnya dipakai untuk DP dan biaya tambahan kepemilikan rumah, ia alokasikan untuk investasi di pasar saham dan instrumen lainnya. Hasilnya? Kekayaannya justru berkembang pesat.
Namun, ini bukan berarti membeli rumah adalah keputusan yang buruk. Data menunjukkan nilai rumah di Amerika Serikat meningkat hingga 85% sejak 2010. Jika seseorang membeli rumah pada waktu yang tepat dan di lokasi yang strategis, keuntungan dari kenaikan nilai properti bisa sangat signifikan.
Tetapi Sethi mengingatkan bahwa saham, secara historis, justru menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dibanding properti. “Harga rumah memang naik tajam, apalagi setelah 2020. Tapi jangan lupakan bahwa pasar saham punya performa historis yang lebih unggul,” tambahnya.
Sewa atau Beli? Lihat dari Gaya Hidup dan Rencana Masa Depan
Keputusan untuk menyewa atau membeli rumah seharusnya tidak hanya didasarkan pada nilai investasi. Gaya hidup, mobilitas kerja, dan rencana jangka panjang juga harus jadi pertimbangan utama. Jika kamu merencanakan untuk pindah dalam waktu dekat, mengejar karier di kota lain, atau masih ingin fleksibel, maka menyewa bisa menjadi pilihan paling bijak.
Membeli rumah cocok untuk kamu yang sudah memiliki rencana jangka panjang di satu lokasi, misalnya membesarkan keluarga atau menyiapkan hunian jangka panjang.
Pertimbangkan Biaya Peluang Sebelum Membeli Rumah
Kesalahan umum para pembeli rumah adalah tidak menghitung biaya peluang—yakni keuntungan yang bisa didapat dari pilihan lain selain membeli rumah. Uang yang digunakan untuk uang muka rumah bisa saja digunakan untuk investasi lain seperti dana pensiun, reksa dana, atau indeks saham, yang kadang bisa memberikan return lebih tinggi dalam jangka panjang.