Ahli gizi dari Universitas Hasanuddin (UNHAS), Dr. dr. Lucy Widasari, M.Si, memberikan panduan terkait batasan asupan gula yang aman bagi anak-anak selama bulan puasa. Menurutnya, pada saat berbuka puasa, anak-anak sebaiknya mengonsumsi gula dalam jumlah yang ideal, yakni antara 10 hingga 15 gram, yang setara dengan 2,5 hingga 4 sendok teh. "Sumber gula yang baik dapat berasal dari 1 sampai 2 butir kurma, buah segar, atau sedikit madu yang dicampurkan dalam air hangat. Sangat penting untuk menghindari minuman yang mengandung gula berlebihan seperti sirup atau teh manis yang pekat," jelas Lucy di Jakarta pada hari Kamis.Saat sahur, dokter yang juga pernah menjabat sebagai anggota Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK) di Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia pada tahun 2019 ini merekomendasikan agar anak-anak mengonsumsi gula dalam jumlah 5 hingga 10 gram atau sekitar 1 hingga 2,5 sendok teh. "Buah segar atau sedikit pemanis alami seperti madu juga bisa menjadi pilihan yang baik, dan perlu diingat untuk membatasi konsumsi makanan manis agar anak tidak cepat merasa lapar selama puasa," tambahnya.Lucy mengutip data dari American Heart Association (AHA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai batas maksimal asupan gula yang dianjurkan bagi anak. Untuk anak usia 2 hingga 6 tahun, konsumsi gula maksimal yang disarankan adalah 25 gram atau sekitar 6 sendok teh per hari, sementara untuk anak-anak berusia 7 hingga 12 tahun, batas tersebut adalah 30-40 gram atau sekitar 7 hingga 10 sendok teh per hari.Ia menjelaskan bahwa selama puasa, kadar gula darah anak cenderung menurun setelah beberapa jam tanpa makanan. Jika mereka mengonsumsi makanan atau minuman yang manis saat berbuka, respon tubuh akan cepat meningkatkan kadar glukosa. Namun, lonjakan gula darah tersebut hanya bersifat sementara. Ini diikuti dengan sekresi insulin yang berlebihan dari tubuh, yang bisa menyebabkan penurunan gula darah secara tiba-tiba, atau yang sering disebut sebagai "sugar crash". Kondisi ini bisa membuat anak merasa cepat lelah, mengantuk, dan sulit berkonsentrasi setelah berbuka.Selain dampak energi, konsumsi gula yang berlebihan juga dapat menimbulkan masalah kesehatan lainnya seperti obesitas dan kerusakan gigi. "Hal ini dapat mengganggu performa anak saat belajar di sekolah. Di samping itu, kurangnya kebersihan gigi setelah berbuka dan sahur dapat berakibat pada karies gigi akibat sisa gula yang tertinggal," jelasnya.