Menurut Kiki, dengan literasi keuangan yang baik, seseorang tidak akan terjebak dalam investasi ilegal dan juga tidak akan menggunakan produk-produk keuangan di luar kemampuannya. Sebagai aturan umum, semua produk jasa keuangan dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan keuangan. Jika yang terjadi sebaliknya, maka menunjukkan adanya kesalahan dalam pengelolaan keuangan.
Berbicara mengenai data yang dihimpun oleh OJK, jumlah penyaluran pinjaman online dari fintech lending mencapai Rp21,67 triliun pada bulan April 2024. Sementara itu, jumlah outstanding pinjaman atau pinjaman yang belum dilunasi mencapai Rp57,35 triliun per April 2024. Dari data ini, terlihat bahwa laki-laki mendominasi jumlah outstanding pinjaman dengan total Rp25,78 triliun, sementara perempuan memiliki outstanding pinjaman sebesar Rp31,57 triliun.
Berdasarkan data demografis, generasi Z mendominasi dalam jumlah outstanding pinjaman online dengan total Rp28,86 triliun. Selain itu, generasi Z juga mendominasi dalam kredit macet dari total outstanding pinjol dengan jumlah Rp667,10 miliar.
Data-data ini menunjukkan bahwa generasi Z memiliki risiko yang tinggi terjerat dalam pinjol, terutama dalam hal jumlah outstanding pinjaman dan kredit macet. Oleh karena itu, peran OJK dalam memberikan edukasi dan perlindungan terhadap generasi muda, khususnya Generasi Z, menjadi semakin penting.