Menurut psikolog Ratih Zulhaqqi, pembohong psikologis bisa dengan lihai menutupi "lubang" dari ceritanya dengan memunculkan "fakta" lain sehingga kebohongannya tersamarkan.
"Kadang kita tidak tahu kalau dia bohong karena dia bisa menutupi situasi itu, pembohong patologis itu pintar menyembunyikan satu fakta dengan memunculkan fakta lain," ujar Ratih.
Pembohong patologis biasanya punya gangguan saat menjalin hubungan dengan orang lain sebab perilakunya menyebabkan orang kehilangan kepercayaan.
"Kalau ketemu teman seperti itu, mau tidak mau abaikan saja, jadinya kan trust issue," kata dia, menambahkan akan lebih baik bila membantunya mencari pertolongan agar gangguan psikologisnya dapat diredakan.