Pernah merasa ponsel di saku bergetar, lalu saat diperiksa ternyata tidak ada notifikasi atau panggilan masuk sama sekali? Jika pernah, itu tandanya kita mungkin mengalami Phantom Vibration Syndrome (PVS), atau Sindrom Getar Hantu. Fenomena ini semakin umum seiring dengan semakin lekatnya ponsel dalam kehidupan sehari-hari. Meski terdengar aneh, PVS adalah pengalaman nyata bagi banyak pengguna ponsel dan menjadi cerminan bagaimana teknologi mengubah cara kerja otak dan persepsi kita.
Memahami Fenomena Getaran Hantu
Phantom Vibration Syndrome adalah pengalaman merasa sensasi getaran ponsel di saku, tas, atau tangan, padahal perangkat tersebut tidak benar-benar bergetar. Sensasi ini bisa terasa sangat nyata, sampai-sampai kita refleks memeriksa ponsel. Fenomena ini bukan halusinasi dalam artian klinis, melainkan kesalahan interpretasi otak terhadap sinyal saraf.
Otak kita punya kemampuan luar biasa untuk menginterpretasikan rangsangan dari lingkungan. Namun, ketika kebiasaan berulang terjadi, seperti seringnya ponsel bergetar, otak bisa menjadi terlalu sensitif. Area otak yang bertanggung jawab untuk memproses sentuhan dan suara bisa menjadi terlalu aktif dan mulai salah menafsirkan sinyal-sinyal lain dari saraf tubuh, seperti gesekan pakaian atau kontraksi otot, sebagai getaran ponsel.
Ini mirip dengan fenomena orang yang kehilangan anggota tubuh (Phantom Limb Syndrome), di mana mereka masih merasa adanya anggota tubuh yang sudah tidak ada. Bedanya, PVS jauh lebih ringan dan tidak berbahaya. Ini lebih merupakan respons neurologis yang adaptif terhadap perubahan gaya hidup kita yang terus-menerus terhubung dengan perangkat.