Selanjutnya, ungkapan “Aku hanya mencoba jujur” adalah frasa yang sering digunakan sebagai pembenaran untuk mengungkapkan sesuatu yang bisa menyakiti orang lain. Kejujuran, meskipun sangat penting, seharusnya tidak dijadikan alasan untuk berbicara tanpa pertimbangan. Leighton, seorang ahli etiket, menekankan bahwa kita perlu mempertimbangkan dampak dari setiap kata yang kita ucapkan. Kejujuran yang disampaikan tanpa kebijaksanaan dapat mengakibatkan salah pengertian dan bahkan konflik.
Dalam komunikasi yang efektif, penting untuk menyampaikan pendapat dengan cara yang bijaksana, yang mencakup penuh empati dan perhatian terhadap perasaan orang lain. Jadi, jika kita merasa perlu menyampaikan sesuatu yang sulit, lebih baik kita mempertimbangkan cara penyampaiannya terlebih dahulu.
Kalimat ketiga yang sering muncul adalah “Kamu seharusnya melakukannya dengan cara ini.” Ungkapan ini kerap terdengar dalam percakapan ketika seseorang merasa bahwa tindakan atau pilihan orang lain kurang tepat. Namun, laporan dari Jenny Dreizen, seorang pakar etiket modern dan COO dari Fresh Starts Registry, menunjukkan bahwa meskipun pernyataan ini terlihat seperti saran, sebenarnya kalimat ini bisa menghakimi dan terdengar sok tahu.
Kesan yang ditimbulkan adalah bahwa kita tidak menghargai cara orang lain dalam mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah. Kenyataannya, setiap orang memiliki pendekatan yang berbeda untuk menghadapi situasi dan tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, penting untuk lebih bijaksana dalam memberikan masukan. Polling menunjukkan bahwa mendorong dan mengajak diskusi dengan cara yang lebih terbuka dapat menghasilkan komunikasi yang lebih baik dan saling menghargai.