Salah satu karakteristik menonjol dari ikan anthias adalah dimorfisme seksual yang sangat jelas, terutama dalam pola dan intensitas warna tubuh. Jantan biasanya memiliki warna yang lebih cerah dan mencolok, seperti kombinasi merah tua atau jingga dengan aksen ungu. Sebaliknya, betina cenderung memiliki warna yang lebih lembut, seperti oranye muda atau kuning pucat. Perbedaan warna ini berfungsi untuk menarik perhatian betina serta menunjukkan dominasi jantan di dalam kelompok.
Selain itu, jantan ikan anthias dapat menunjukkan perubahan warna yang lebih cerah saat musim kawin tiba. Perubahan ini terjadi berkat hormon yang merangsang produksi pigmen pada kulit ikan. Sinyal visual ini menjadi indikator bagi betina tentang kesiapan reproduksi sekaligus membantu jantan menjaga posisinya dalam hierarki gerombolan.
3. Pemakan Plankton yang Gesit
Sebagian besar ikan anthias berperan sebagai pemakan plankton yang ada di perairan terbuka. Mereka dikenal memiliki kecepatan berenang yang tinggi, memungkinkan mereka untuk menangkap mangsa kecil sebelum terbawa arus. Kecepatan dan gerakan terkoordinasi ikan-ikan ini menjadikannya efisien dalam berburu, meskipun dalam kondisi arus yang kuat.
Kecepatan berenang yang tinggi ini ditunjang oleh bentuk tubuh ramping dan sirip yang proporsional. Selain membantu dalam proses pencarian makanan, kemampuan berenang cepat ini juga menjadi mekanisme pertahanan alami melawan predator. Dalam waktu singkat, gerombolan ikan anthias dapat berpisah dan kemudian berkumpul kembali, sehingga sulit bagi musuh untuk mengejar mereka.
4. Perubahan Jenis Kelamin yang Menakjubkan
Salah satu hal unik tentang ikan anthias adalah kemampuannya untuk mengubah jenis kelamin. Sebagian besar individu lahir sebagai betina, namun dalam kondisi tertentu, betina yang dominan dapat bertransisi menjadi jantan. Perubahan ini biasanya terjadi ketika jantan dominan yang ada di kelompok tersebut meninggal atau menghilang, sehingga betina yang terbesar dan terkuat akan mengambil perannya.