2. Beristirahat dengan Bijak
Sangat penting bagi kita untuk memberikan waktu istirahat yang cukup dalam hari kerja. Istirahat bukan hanya berarti cuti atau liburan panjang, tetapi juga sesi-sesi refresh yang singkat saat bekerja. Menurut Abbey Sangmeister, seorang pelatih burnout yang berbasis di New Jersey, mengambil cuti secara berkala merupakan langkah yang efektif untuk meningkatkan keseimbangan kerja dan kehidupan. Selain itu, dia juga menyarankan untuk meluangkan waktu di akhir pekan tanpa gangguan dari ponsel dan laptop. Hal ini membantu untuk memutuskan hubungan dari pekerjaan dan memungkinkan kita menikmati waktu bersama keluarga atau hobi yang disukai.
3. Tegakkan Batasan antara Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi
Menjaga pemisahan antara waktu kerja dan non-kerja mungkin terdengar mudah, tetapi sering kali lebih sulit untuk diterapkan. Sangmeister menjelaskan bahwa setelah selesai jam kerja, kamu harus benar-benar melepaskan pekerjaanmu. Ini artinya kamu tidak perlu memeriksa email, melihat notifikasi dari aplikasi kantor, atau bahkan membuka laptop untuk menyelesaikan “satu pekerjaan kecil”. Untuk mencapai ini, penting bagi kamu untuk menetapkan batasan yang jelas dan menciptakan zona dilarang bekerja. Misalnya, kamu bisa menghindari penggunaan perangkat kerja di rumah atau saat sedang berkumpul dengan teman-teman.