Kedua, hilangkan stigma negatif dan bangun kepercayaan pada anak. Anak yang kerap dianggap nakal cenderung tumbuh dengan perasaan rendah diri dan kurang dihargai. “Orangtua harus menunjukkan bahwa anak berharga dan mampu,” ujar Farraas. Dukungan emosional dari keluarga menjadi sumber kekuatan penting agar anak dapat belajar bertanggung jawab atas tindakannya.
Ketiga, bimbing anak menata masa depan sesuai potensi dan kemampuan mereka. Menurut Farraas, anak akan lebih termotivasi dan berkurang perilaku maladaptif ketika hidupnya memiliki arah yang jelas. Namun, orangtua perlu menghindari memaksakan ambisi pribadi dan lebih mengenali minat serta bakat anak sebagai dasar bimbingan karier. “Dengan arahan yang tepat dari guru dan orangtua, anak akan lebih fokus mengembangkan dirinya,” jelas Farraas.