Menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, tindakan BBRI dan TPIA untuk menghentikan penerbitan obligasi dilakukan demi menghindari potensi kenaikan cost of fund atau biaya dana. Selain itu, penghentian obligasi ini juga merupakan bagian dari upaya untuk menjaga good governance perusahaan. Keputusan ini juga merupakan respons terhadap berbagai faktor, termasuk untuk menghindari potensi kenaikan biaya dana yang dipengaruhi oleh suku bunga. Lebih lanjut, prospek suku bunga ini berkaitan dengan potensi penerapan kebijakan moneter ekspansif oleh bank sentral. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi tekanan atau potensi kenaikan biaya dana di masa mendatang.
Kondisi pasar obligasi di Indonesia terlihat sangat kondusif menurut Nafan, dengan Credit Default Swap (CDS) berjangka lima tahun berada jauh di bawah level 100, menunjukkan bahwa investasi di pasar obligasi relatif minim risiko. Meskipun demikian, Nafan menekankan bahwa kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) yang terus-menerus terjadi dapat mengindikasikan potensi resesi ekonomi global, yang mana dapat membawa risiko tinggi bagi penerbitan obligasi.
Bank BRI mengumumkan akan menghentikan penerbitan Penawaran Umum Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahun 2022 meskipun masih ada sisa plafon Rp 1,5 triliun. Hal ini disebabkan oleh proyeksi penurunan suku bunga global tahun 2024 yang dapat memengaruhi cost of fund penerbitan surat berharga. Alasan kedua yang mendasari keputusan Bank BRI adalah fokus untuk memenuhi likuiditas kegiatan usaha perseroan dengan memf